Sunday, September 9, 2012

Bom Depok Bukti Pemerintah Gagal Eliminasi Kelompok Teroris


Ledakan bom rakitan di Beji, Depok, merupakan bukti kegagalan pemerintah mengeliminasi kelompok-kelompok teroris.
Sebab, kelompok teroris di Depok telah lama teridentifikasi oleh polisi. Bahkan, sebagian pihak menilai aksi peledakan bom rakitan kemarin malam, hanya lah bukti bahwa kelompok teroris masih eksis.



"Kalau masih eksis, itu karena pemerintah dan aparat keamanan secara tidak langsung telah memberi toleransi berlebih kepada mereka," kata Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo di Jakarta, Minggu (9/9/2012).

Demi stabilitas kehidupan berbangsa, lanjutnya, maka toleransi dalam bentuk sekecil apapun terhadap terorisme lokal harus diakhiri. Karena, baik Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) maupun para pengamat, sudah berulangkali mengindikasikan adanya jaringan atau kelompok-kelompok terorisme baru, yang bernafsu melancarkan aksi teror di Indonesia.

"Dilaporkan, hingga saat ini ada sembilan kelompok teroris. Kelompok-kelompok itu membentuk jaringan serta memiliki dana untuk membeli senjata, bahan peledak, dan membiayai kegiatan lain," tutur Bambang.

Bahkan, kelompok-kelompok teroris tadi, lanjut Bambang, juga menggelar latihan di Sulawesi dan wilayah Poso, yang dijadikan basis kelompok mereka.

Pesertanya diketahui berasal dari sejumlah daerah. Ketika mereka kembali ke daerah asal, peserta itu akan langsung membentuk sel-sel baru.

"Data atau informasi intelijen ini idealnya diterjemahkan sebagai ancaman. Kalau pemerintah konsisten melindungi rakyat dan menjaga stabilitas nasional, ancaman itu harus dieliminasi, at all cost," papar Bambang.

Selama ini, menurut Bambang, yang terlihat di permukaan hanya langkah-langkah atau aksi yang reaktif, berupa serangan balik pasca serangan para terduga teroris.

Contohnya, serangan balik oleh Detesemen Khusus (Densus) 88 Antiteror pada pekan pertama September 2012, yang merupakan reaksi atas serangan tiga terduga terorisme di Solo.
"Penyikapan terhadap eksistensi jaringan terorisme di Indonesia tidak bisa terus menerus reaktif. Manfaatkan segera data intelijen untuk mengeliminasi ancaman terorisme di negara ini," desak Bambang.

Sumber  : TRIBUNNEWS.COM

No comments:

Post a Comment